“Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong )…QS Luqman 18-19
Problematika dunia pendidikan formal saat ini bukan terletak
pada siswa.Tapi ,lebih pada guru mengingat pada sistem pendidikan &kurikulum,guru diberikan
kewenangan untuk ber kreasi dan inovasi dalam pembelajaran.Serta zaman sudah demikian
cepat perubahannya.
Makin maju tehnologi informasi dan komunikasi,seorang guru
dituntut harus mempunyai cara pandang
yang dinamis karena siswa juga dinamis terutama dalam akses informasi. Siswa akhirnya menjadi generasi digital native
mereka adalah adalah generasi “copycat “yang
cepat meniru apa saja yang menjadi tren
dikalangan mereka.Kegemaran memodikasi atau mengutak atik tehnologi adalah
kegiatan yang menjadi biasa dikalangan siswa.Mereka juga memiliki banyak referensi
untuk membentuk persepsi pengetahuan yang berkualitas. Dalam mencari tokoh
idola siswa berusaha mencari reference
group yang bisa menjadi panutan bagi mereka,biasanya setiap siswa punya
idola masingmasing.Itulah sebabnya banyak siswa yang kritis ,mereka berani
bicara blak blakan berbeda dengan siswa sisawa generasi sebelumnya. Mereka memiliki
teman virtual dan teman sekolah yang mewarnai karakter mereka. Bisa jadi mereka
juga menjadi sumber pengetahuan bagi
orang tuanya untuk mencari informasi di
internet.
Karena itu guru tidak boleh mendewakan atau arogan dengan ‘ilmu”
yang dimilikinya. Sebagai old generation
guru memiliki beberapa sifat yang sebaiknya segera ditinggalkan sifat itu
adalah;
Pertama:Cuek
Sebenarnya para guru meyadari perubahan cepat telah terjadi
,mereka mengakui ,dan berpikir memperhitungkannya. Namun percepatan perubahan baik tehnologi maupun siswa itu sendiri
cenderung membuat guru malas mengikuti bahkan meninggalkannya.Alasan tidak
punya waktu untuk belajar ,memori otak tidak memungkinkan dan beragam alasan
yang intinya mereka cuek terhadap
perubahan yang telah terjadi. Padahal dengan makin cuek maka para guru pun
makin ketinggalan informasi dan rasa simpati siswa.Karena sumber pengetahuan
secara cepat dapat tergantikan oleh search engine seperti Google ,Wikipedia
dsb .
Kedua :Enggan Berubah
Ketergantungan pada pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki
meskipun sudah tidak sesuai dengan kondisi serta ekspektasi siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar (KBM ).Misalnya
siswa harus menggunakan rumus dan teori
yang rumit seperti saat guru tersebut mempelajarinya
dibangku kuliah puluhan tahu yang lalu.Sehingga bukan saja siswa
binggung dalam memahaminya namun juga sulit melihat relevansi nya pada saat
ini.Seorang guru lebih senang berada pada comfort
zonenya.
Ketiga : Arogan
Orang yang sudah merasa
berpengalaman mengajar mereka merasa menguasai teritorinya sehingga ide
ide baru dianggap hanya teori yang tak mungkin dapat dipraktekkan. Mereka terobsesi
memiliki pengetahuan banyak dan wawasan
seluas-luasnya,termasuk keengganan menggunakan media pembelajaran terbaru atau
berbasis ICT. Ada kecenderungan bagi mereka melihat perubahan secara sempit. Lebih
parah orang arogan enggan belajar,padahal guru teladan utama dalam kegiatan dan
semangat belajar.
Untuk menjembatani kesenjangan antara guru dan murid maka
langkah yang perlu diambil oleh para guru adalah me redesign pola pikir dengan
senantiasa memiliki passion belajar yang
tinggi . Mereka tidak bisa hanya belajar
menggunakan cara cara lama meskipun "that
necessary ,but not sufficient" ,namun pada kenyataannya ,siswa saat ini dan
masa depan masuk denagan nilai dan cara berpikr yang sama sekali berbeda
dengan generasi sebelumnya.Jadi guru arogan,no
way..!