Daftar Blog Saya

Kamis, 10 Januari 2013

Kendala Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013



Dalam elemen perubahan pada Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 di deskripsikan sebagai adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi kompetensi sikap ,keterampilan dan pengetahuan ( sumber Kemendikbud 2012)

1.       Dalam pembelajaran dikelas  guru tidak banyak yang menggunakan penelitian tindakan kelas kepada setiap individual siswa  maupun  berdiskusi tentang persoalan keterbatasan dan kompetensi  yang dihadapi siswa bersama siswa bersangkutan  ,mereka cenderung mengejar target jam mengajar.

2.       Tidak ukuran  yang baku bagi guru untuk mengevaluasi ekspektasi harapan siswa  atas kinerjanya. Sehingga guru terbiasa mengajar menurut versinya sendiri.

3.       Karena  “keterbatasan” jam pelajaran dan kompetensi  pengetahuan serta keterampilan mengajar    sulit seorang guru dalam mengeksplorasi daya berpikir kritis siswa .

4.       Budaya di Indonesia belum terbiasa seorang guru siap menerima kitik dan komplain dari siswa atau masyarakat. Sehingga guru bersangkutan juga tidak dapat mengevaluasi diri berdasar kepuasan siswa maupun masyarakat . 

5.       Tidak ada keterbukaan sekolah untuk berani bertanggung jawab atas  jaminan  mutu lulusan sesuai target kurikulum 2013 tersebut.

6.       Belum adanya komunikasi dan informasi terpadu  guna menangani komplain yang masuk  dari masyarakat  dengan instansi terkait  sehingga sering kali sekolah dan dinas terkait bertindak menangani komplain atau konflik setelah diberitakan media massa.

7.       “Ketidak berdayaan” guru dalam  menyampaikan kendala dan kesulitan pelaksanaan terutama terhadap prosedur dan pelaksanaan kurikulum secara teratur .Diantaranya disebabkan juga karena budaya top-down lebih mendominasi kalangan birokrasi termasuk birokrasi dunia pendidikan. 

8.       Belum adanya keterampilan untuk proaktif dikalangan guru dalam merancang masa depan kegiatan pembelajarannya dikarenakan sistem yang memaksa guru hanya menjalankan perintah dari kebijakan dinas terkait   ,bahkan tidak jarang karena  otonomi daerah kebijakan kurikulum yang dirancang  pusat menjadi lemah di daerah tanpa terdeteksi.


Kompetensi Kognitif Yang Tidak Logis (1)



Kompetensi Kognitif  Yang Tidak Logis (1)

1.       Dalam hidup ini setiap persoalan memiliki alternatif jalan keluar yang berbeda –beda tapi dalam pembelajaran di Indonesia hanya ada satu jawaban yang benar dari satu pertanyaan. Sehingga terbangun karakter berpikir siswa ‘pokoknya ada satu jawaban yang benar yaitu jawabanku..”. pantas sampai saat ini masyarakat  Indonesia sulit menerima dan menghargai perbedaan ....!

2.       Siswa hanya  terpaksa ingat mata pelajaran saat mengerjakan ulangan atau ujian  saja setelah itu tidak penting  mengingat mata pelajaran yang telah dipelajarinya. Dikarenakan memang tidak relevan dengan permasalahan yang dihadapi siswa,sementara itu guru terpaksa juga harus menjejali siswa dengan berbagai hafalan supaya diingat agar ulangan atau ujiannya berhasil .

3.       Evaluasi dimaksud untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menjawab soal sesuai kunci jawaban. Padahal dalam hidup kemampuan berfikir logis adalah mengasah kemampuan analisa dan sintesa yang dikuasai siswa untuk mengatasi problematik yang dihadapi sesuai usia perkembangannya. Itulah sebabnya maka siswa lebih mempercayai bocoran kunci jawaban atau mencontek dari pada percaya kepada diri sendiri.

4.       Jika  tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha  Esa,berakhlak mulia ,sehat berilmu ,cakap kreatif ,mandiri  dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai UU No 20 /2003 Sisdiknas . Tapi yang digunakan untuk mengukur kelulusan  lebih dititik beratkan pada nilai akademis ujian nasional. Lantas bagaimana mengukur capaian dari tujuan pendidikan tersebut....! . Pantas  banyak sekolah di Indonesia  hanya berpikir  yang penting lulus dan bukan bagaimana siswa tersebut berkarakter dan berakhlak.

5.       Yang empat saja belum ada solusinya bagaimana catatan ini mau dilanjutkan...... !