Daftar Blog Saya

Rabu, 28 September 2011

Guru Arogan ,No way…! Teaching in a run way world.

“Dan janganlah kamu memalingkan  mukamu dari manusia (karena sombong )…QS Luqman 18-19


Problematika dunia pendidikan formal saat ini bukan terletak pada siswa.Tapi ,lebih pada guru mengingat pada  sistem pendidikan &kurikulum,guru diberikan kewenangan untuk ber kreasi dan inovasi dalam pembelajaran.Serta zaman sudah demikian cepat perubahannya.

Makin maju tehnologi informasi dan komunikasi,seorang guru dituntut   harus mempunyai cara pandang yang dinamis karena siswa juga dinamis terutama dalam akses informasi. Siswa  akhirnya menjadi generasi digital native mereka adalah adalah generasi “copycat “yang cepat meniru  apa saja yang menjadi tren dikalangan mereka.Kegemaran memodikasi atau mengutak atik tehnologi adalah kegiatan yang menjadi biasa dikalangan siswa.Mereka juga memiliki banyak referensi untuk membentuk persepsi pengetahuan yang berkualitas. Dalam mencari tokoh idola siswa berusaha mencari reference group yang bisa menjadi panutan bagi mereka,biasanya setiap siswa punya idola masingmasing.Itulah sebabnya banyak siswa yang kritis ,mereka berani bicara blak blakan berbeda dengan siswa sisawa generasi sebelumnya. Mereka memiliki teman virtual dan teman sekolah yang mewarnai karakter mereka. Bisa jadi mereka juga menjadi sumber  pengetahuan bagi orang tuanya untuk mencari  informasi di internet.

Karena itu guru tidak boleh mendewakan atau arogan dengan ‘ilmu” yang dimilikinya. Sebagai old generation guru memiliki beberapa sifat yang sebaiknya segera ditinggalkan sifat itu adalah;

Pertama:Cuek

Sebenarnya para guru meyadari perubahan cepat telah terjadi ,mereka mengakui ,dan berpikir memperhitungkannya. Namun percepatan perubahan  baik tehnologi maupun siswa itu sendiri cenderung membuat guru malas mengikuti bahkan meninggalkannya.Alasan tidak punya waktu untuk belajar ,memori otak tidak memungkinkan dan beragam alasan yang intinya  mereka cuek terhadap perubahan yang telah terjadi. Padahal dengan makin cuek maka para guru pun makin ketinggalan informasi dan rasa simpati siswa.Karena sumber pengetahuan secara cepat dapat tergantikan oleh search engine  seperti Google   ,Wikipedia  dsb   .


Kedua :Enggan Berubah

Ketergantungan pada pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki meskipun sudah tidak sesuai dengan kondisi serta ekspektasi siswa dalam  kegiatan belajar dan mengajar (KBM ).Misalnya  siswa harus menggunakan rumus dan teori yang rumit  seperti saat guru tersebut  mempelajarinya  dibangku kuliah puluhan tahu yang lalu.Sehingga bukan saja siswa binggung dalam memahaminya namun juga sulit melihat relevansi nya pada saat ini.Seorang guru lebih senang berada pada comfort zonenya.

Ketiga : Arogan


Orang yang sudah merasa  berpengalaman mengajar mereka merasa menguasai teritorinya sehingga ide ide baru dianggap hanya teori yang tak mungkin dapat dipraktekkan. Mereka terobsesi memiliki pengetahuan  banyak dan wawasan seluas-luasnya,termasuk keengganan menggunakan media pembelajaran terbaru atau berbasis ICT. Ada kecenderungan bagi mereka melihat perubahan secara sempit. Lebih parah orang arogan enggan belajar,padahal guru teladan utama dalam kegiatan dan semangat belajar.


Untuk menjembatani kesenjangan antara guru dan murid maka langkah yang perlu diambil oleh para guru adalah me redesign pola pikir dengan senantiasa memiliki passion  belajar yang tinggi . Mereka  tidak bisa hanya belajar menggunakan cara cara lama meskipun "that necessary ,but not sufficient" ,namun pada kenyataannya ,siswa saat ini dan masa depan masuk denagan nilai dan cara berpikr yang sama sekali berbeda dengan generasi sebelumnya.Jadi guru arogan,no way..!