Daftar Blog Saya

Selasa, 01 Desember 2015

K 13 : PEMBELAJARAN ITU BUKAN MEMPERBANYAK TUGAS (PR) DI RUMAH



Saya tidak mengerti kurikulum saat ini, seabrek tugas diberikan kepada anak saya dan teman-temannya, katanya sih agar anak dapat menemukan sendiri data dan info penting dari ilmu yang dipelajari ,hasilnya anak saya jadi stress sayapun jadi ikutan ikutan sibuk membantunya kasihan kalau dibiatkan dikerjakan sendirian,lantas PR itu semestinya bagaimana kank.. “ disampaikan peserta Seminar Parenting Pendidikan C 21’st dengan nada campuran antara marah dan kesal.

Senin, 11 Agustus 2014

Hukum “Jika –Maka”, Pelanggaran Guru Dalam KBM

Jika tongkatnya bengkok maka bagaimana mungkin bayangannya lurus. Jika Gurunya bukan pertama kali yang mengamalkannya, maka bagaimana bisa mengajarkannya. Karena siswa butuh teladan  bukan cuma nasehat. Inilah beberapa "pelanggaran" yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar:

1.       Setiap guru berharap semua siswanya dapat menguasai pelajaran yang diajarkannya.Tetapi benarkah guru bersangkutan telah benar benar menguasai materi yang akan diajarkannya hanya kejujuran diri sendirilah yang mampu menjawabnya. “Jika gurunya saja tidak menguasai materi yang akan diajarkannya, maka bagaimana dengan siswanya..!”

Jumat, 08 Agustus 2014

Siswa Cermin Siapa “Gurunya” (1)

Angka raport lebih banyak (konon kabarnya ) karena kebaikan hati atau  factor “keterpaksaan” guru. Itulah sebabnya banyak siswa yang terpaksa berbaik baik hati kepada guru supaya mendapatkan nilai rapor yang baik. “Kalau begitu untuk memiliki angka  rapor  yang baik, cukup menjadi anak yang “baik” saja dimata guru..,Ujian Nasional terus jadi perdebatan”.

Kompetensi adalah kemampuan nyata walau sering hal tersebut tidak pernah diakui oleh dunia pembelajaran. Buktinya  banyak berita  anak yang memiliki berbagai kompetensi dalam kompetisi internasional yang tidak diakui (lolos) saat masuk pendidikan tinggi  negeri di negerinya sendiri. “Pantas banyak orang berkompetensi merasa lebih nyaman tinggal dimanca Negara daripada di negerinya sendiri.”

Selasa, 14 Mei 2013

Bangsa Inferioty Complexs Hasil Pendidikan

Semestinya kita sadar bahwa terbentuknya karakter kepribadian seseorang juga merupakan hasil dari pola pendidikan.Jika masyarakat ini dianggap  mengindap penyakit "inferioty -complexs" seperti dikatakan pejabat negara bidang pendidikan sebanarnya merupakan pengakuan jujur dari hasil program pendidikan  yang  telah gagal   dikembangankan.berikut cupilkan beritanya:

Dinas Terkait Tidak Berpikir Kepentingan Terbaik Siswa

JIKA KEBERADAAN GURU TELAH MENJADI SOSOK " INSPIRATION SOURCE"  BAGI SISWA  MAKA KEHADIRANNYA AKAN MENDATANGKAN KETERIKATAN EMOSI DAN MOTIVASI BELAJAR YANG TINGGI BAGI PESERTA DIDIK ,NAMUN SAYANG KEBIJAKAN DINAS TERKAIT TIDAK BERPIHAK PADA KEPENTINGAN TERBAIK SISWA...! Seperti berita berikut ini :

Akhirnya UN SD Tahun Depan PastI Dihapus



Walau dengan berbagai argumen bahwa UN  harus diadakan karena digunakan sebagai alat ukur mutu proses  sekaligus peningkatan mutu  pendidikan oleh beberapa pakar pendidikan yang rata rata profesor dan pejabat negara pada akhirnya UN SD  akhirnya dihapus ...Jadi ???

Simak cuplikan beritanya

Senin, 06 Mei 2013

Berita Pendidikan Siang Terkini(7/5):Anggaran Kurikulum Dipangkas

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran kurikulum 2013 yang disiapkan sebesar Rp 2,49 triliun batal digunakan lantaran jumlah sasaran sekolah penerapan kurikulum baru juga dipangkas habis hingga 80 persen. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprediksi anggaran untuk kurikulum baru tidak akan lebih dari Rp 800 milyar.