Semestinya kita sadar bahwa terbentuknya karakter kepribadian seseorang juga merupakan hasil dari pola pendidikan.Jika masyarakat ini dianggap mengindap penyakit "inferioty -complexs" seperti dikatakan pejabat negara bidang pendidikan sebanarnya merupakan pengakuan jujur dari hasil program pendidikan yang telah gagal dikembangankan.berikut cupilkan beritanya:
JIKA KEBERADAAN GURU TELAH MENJADI SOSOK " INSPIRATION SOURCE" BAGI SISWA MAKA KEHADIRANNYA AKAN MENDATANGKAN KETERIKATAN EMOSI DAN MOTIVASI BELAJAR YANG TINGGI BAGI PESERTA DIDIK ,NAMUN SAYANG KEBIJAKAN DINAS TERKAIT TIDAK BERPIHAK PADA KEPENTINGAN TERBAIK SISWA...! Seperti berita berikut ini :
Walau dengan berbagai argumen bahwa UN harus diadakan karena digunakan sebagai alat
ukur mutu proses sekaligus peningkatan
mutu pendidikan oleh beberapa pakar
pendidikan yang rata rata profesor dan pejabat negara pada akhirnya UN SDakhirnya dihapus ...Jadi ???
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran kurikulum 2013 yang
disiapkan sebesar Rp 2,49 triliun batal digunakan lantaran jumlah
sasaran sekolah penerapan kurikulum baru juga dipangkas habis hingga 80
persen. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprediksi anggaran untuk
kurikulum baru tidak akan lebih dari Rp 800 milyar.
KOMPAS.com - Praktik sistem pendidikan nasional
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses demokratisasi
negara. Pascareformasi, semangat memperbaiki sistem pendidikan menguat
seiring membesarnya kewenangan daerah di era otonomi. Hasil survei
menunjukkan, kebijakan pemerintah bidang pendidikan memperoleh apresiasi
cukup tinggi dari para guru yang menjadi responden.
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh menganggap remeh rekomendasi Inspektorat
Jenderal (Itjen) Kemdikbub mengenai hasil investigasi keterlambatan
pencetakan naskah Ujian Nasional (UN) SMA beberapa waktu lalu. Padahal,
Itjen selaku pengawas internal atas kinerja kementerian yang mengurus
pendidikan itu telah memberikan sejumlah rekomendasi penting mengenai
investigasi pelaksanaan UN, termasuk soal sanksi bagi sejumlah pejabat
teras Kemdikbud.
DARI SEKOLAH KEKURANGAN MURID,PEMANGKASAN PADA KURIKULUM 2013 SAMPAI KENAPA PEMERINTAH SELALU SALAH.
Minim Murid, Unas 90 SD Gabung Sekolah Lain
Sumenep (beritajatim.com) - Sebanyak 90 SD dan
sederajatnya di Kabupaten Sumenep tidak bisa menyelenggarakan sendiri
ujian nasional (Unas), dan harus menggabung dengan sekolah lain karena
minimnya jumlah murid.
Jakarta - Tujuan Pemerintah mengadakan
ujian nasional (UN) adalah untuk meningkatkan standar pendidikan di Tanah Air.
Hal tersebut dikatakan Wakil Presiden Boediono.
"Kegiatan
UN harus disyukuri oleh semua siswa karena tujuannya untuk keberhasilan dan
meningkatkan standar pendidikan di Tanah Air," kata Wapres Boediono kepada
pers, di SMAN 70 Bulungan Jakarta, Selasa (22/03/2010).
"praktik pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan
Pendidikan Pancasila selama ini monoton ,tidak beranjak dari sekedar memahami
materi dari buku teks pelajaran . Materi nilai nilai ,budaya dan ideologi
Pancasila dibahas lepas dari realitas sosial hingga peserta didik sulit memahami manfaat mempelajari pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan ."
Jakarta – Nilai nilai nasionalisme dikalangan pelajar cenderung
luntur .itu ditandai denga rendahnya penghargaan terhadap Bhineka Tunggal
Ikayang menyuburkan intoleransi generasi
muda terhadap keragaman suku ,agama dan budaya Indonesia .
"remajabukannya tak
ingin memahami persoalankesehatan
reproduksi dan seksualitas . Namun ketika mereka bertanyakepada orang tua dan guru ,mereka menuduhremaja telah melakukan hal hal yang ingin
diketahui . banyak pula orang dewasa yang langsung mengelak dengan alasan tak
ada gunanya remaja tahu hal itu."
JAKARTA . Ditengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial ,pola
pendidikan orang tua kepada remaja tidak berubah . Informasi tentang kesehatan
reproduksi (Kespro ) dan seksual masih tabu dibicarakan . Akibatnya ,remaja
justru mendapat informasi salah yang menjerumuskan mereka.
JAKARTA,
KOMPAS.com — Siswa atau
calon peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2013 atau jalur
masuk PTN dengan ujian tertulis dan ujian keterampilan dapat memilih tiga
program studi yang berbeda.
Ketentuan baru tersebut disampaikan Ketua Umum Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2013, Akhmaloka, Jumat (15/3/2013) malam, di
Jakarta.
Dalam elemen perubahan pada
Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 di deskripsikan sebagai adanya peningkatan
dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi kompetensi
sikap ,keterampilan dan pengetahuan ( sumber Kemendikbud 2012)
1.Dalam
pembelajaran dikelasguru tidak banyak
yang menggunakan penelitian tindakan kelas kepada setiap individual siswamaupunberdiskusi tentang persoalan keterbatasan dan kompetensi yang dihadapi siswa bersama siswa bersangkutan ,mereka cenderung
mengejar target jam mengajar.
2.Tidak
ukuranyang baku bagi guru untuk
mengevaluasi ekspektasi harapan siswa atas kinerjanya. Sehingga guru terbiasa
mengajar menurut versinya sendiri.
3.Karena
“keterbatasan” jam pelajaran dan
kompetensi pengetahuan serta keterampilan
mengajar sulit seorang guru dalam mengeksplorasi daya
berpikir kritis siswa .
4.Budaya
di Indonesia belum terbiasa seorang guru siap menerima kitik dan komplain dari
siswa atau masyarakat. Sehingga guru bersangkutan juga tidak dapat mengevaluasi
diri berdasar kepuasan siswa maupun masyarakat .
5.Tidak
ada keterbukaan sekolah untuk berani bertanggung jawab atas jaminan mutu lulusan sesuai target
kurikulum 2013 tersebut.
6.Belum
adanya komunikasi dan informasi terpaduguna menangani komplain yang masuk dari masyarakat dengan instansi terkaitsehingga sering kali sekolah dan dinas
terkait bertindak menangani komplain atau konflik setelah diberitakan media
massa.
7.“Ketidak
berdayaan” guru dalammenyampaikan
kendala dan kesulitan pelaksanaan terutama terhadap prosedur dan pelaksanaan kurikulum
secara teratur .Diantaranya disebabkan juga karena budaya top-down lebih mendominasi kalangan birokrasi termasuk birokrasi
dunia pendidikan.
8.Belum
adanya keterampilan untuk proaktif dikalangan guru dalam merancang masa depan
kegiatan pembelajarannya dikarenakan sistem yang memaksa guru hanya menjalankan
perintah dari kebijakan dinas terkait ,bahkan tidak jarang karenaotonomi daerah kebijakan kurikulum yang
dirancang pusat menjadi lemah di daerah
tanpa terdeteksi.
1.Dalam
hidup ini setiap persoalan memiliki alternatif jalan keluar yang berbeda –beda tapi
dalam pembelajaran di Indonesia hanya ada satu jawaban yang benar dari satu
pertanyaan. Sehingga terbangun karakter berpikir siswa ‘pokoknya ada satu jawaban
yang benar yaitu jawabanku..”. pantas sampai saat ini masyarakat Indonesia sulit menerima dan menghargai
perbedaan ....!
2.Siswa
hanya terpaksa ingat mata pelajaran saat
mengerjakan ulangan atau ujian saja setelah
itu tidak penting mengingat mata
pelajaran yang telah dipelajarinya. Dikarenakan memang tidak relevan dengan
permasalahan yang dihadapi siswa,sementara itu guru terpaksa juga harus menjejali
siswa dengan berbagai hafalan supaya diingat agar ulangan atau ujiannya
berhasil .
3.Evaluasi
dimaksud untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menjawab soal sesuai kunci jawaban. Padahal
dalam hidup kemampuan berfikir logis adalah mengasah kemampuan analisa dan
sintesa yang dikuasai siswa untuk mengatasi problematik yang dihadapi sesuai
usia perkembangannya. Itulah sebabnya maka siswa lebih mempercayai bocoran
kunci jawaban atau mencontek dari pada percaya kepada diri sendiri.
4.Jikatujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang MahaEsa,berakhlak mulia ,sehat
berilmu ,cakap kreatif ,mandiridan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai UU No 20
/2003 Sisdiknas . Tapi yang digunakan untuk mengukur kelulusan lebih dititik beratkan pada nilai akademis
ujian nasional. Lantas bagaimana mengukur capaian dari tujuan pendidikan
tersebut....! . Pantas banyak sekolah di
Indonesia hanya berpikir yang penting lulus dan bukan bagaimana siswa
tersebut berkarakter dan berakhlak.
5.Yang
empat saja belum ada solusinya bagaimana catatan ini mau dilanjutkan...... !