Daftar Blog Saya

Jumat, 29 Juli 2011

Lulus 100 % bukan Life Skill. Demi Citra Sekolah


Lulus 100 % bukan Life Skill. (Citra Sekolah )


“Saya ingin siswa siswa kita Nilai Ujiannya Tinggi semua ,apapun itu karena dapat membuat sekolah kita dikenal..!”


“Mulai semester awal kita drill latihan soal dan try out supaya lulus 100%..!”


“Siswa disekolah ini telah diterima di RSBI..!”


Bentuk bentuk paradigma dikalangan sebagian guru yang sibuk membangun citra sekolah melalui jor joran kelulusan 100 %. Padahal ..

Pada saat masuk pertama kuliah sudah terbayangkan bagaimana di wisuda dan mendapatkan gelar S1,Karena itu banyak mahasiswa belajar menggebu diawal kuliah.Pada semester selanjutnya mulia kedodoran semangatnya. Apalagi melihat fenomena penggangguran terdidik kian tahun ss bertambah.
Ada baiknya seorang mahasiswa sebelum lulus kuliah mulai menggali informasi perihal kriteria calon tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.sekaligus menggali opini masyrakat dunia industri tentang perspsi lulusan perguruan tinggi.

Akan lebih baik lagi jika sejak menjadi mahasiswa sudah aktif dalam organisasi seperti BEM, UNIT kerohanian dsb.Mengingat berorganisasi melatih soft skill anggotanya secara real/praktik langsung.Dimulai merancang kegiatan sampai pelaksanaannya , mahasiswa belajar event manajemen.Bekerja sama antar sesama anggota organisasi dan organisasi lain melatih kecakapan interpersonal dan komunikasi.Sehingga saat setelah lulus mahasiswa sudah memiliki pengalaman belajar ber organisasi. Dengan demikian memiliki kepercayaan diri untuk bergaul secara luas dengan masyarakat. Bekal yang memadai buat rasa percaya diri pada saat menulis lamaran, wawancara maupun masa percobaan didunia kerja.

Magang , kerja paruh waktu dan berdagang sangat dianjuran kepada mahasiswa.Meskipun mahasiswa yang bersangkutan sudah berkecukupan.Karena dia bisa belajar bagaimana caranya bekerja , learn how to do sekaligus learning by doing ,belajar sambil bekerja.Dengan demikian mahasiswa belajar bertanggung jawab, disiplin, etos kerja dan semangat melayani. Bekal yang cukup memadai unuk kelak dikemudian hari.Setidaknya ketika membuat CV untuk melamar pekerjaan dapat dicantumkan sudah memiliki pengalaman, nilai plus tersendiri bagi fres graduate.

Kursus yang mengasah ketrampilan kerja ,sering menjadi pertimbangan departemen sumber daya manusia dalam proses rekrutment. Sebaiknya dalam kursus jangan hanya untuk mendapatkan sertifikat saja.Namun asahlah keberbakatan dan minat anda untuk memiliki keahlian khusus .Sehingga anda benar benar menguasai ketrampilan yang dibutuhkan dunia usaha.Dengan demikian pada saat test kompetensi pada saat melemar pekerjaan .Anda dapat mendemonstrasikan keahlian. Syukur –syukur jika anda dapat tampil mengagumkan si pewawancara. Anda pasti dipertimbangkan sebagai kandidat yang terpilih.

Kompetisi non akademik atau akademik sangat banyak membantu mahasiswa dalam membangun mental dan sportivitas . apalagi jika kompetisi itu sudah sampai pada tingkat nasional. Setdaknya anada akan dipertimbangkan untuk mem perkuat team yang sudah terbentuk di perusahaan tersebut.

Pandai pandailah menjadi mahasiswa yang mempunyai keunikan kompetensi sekaligus sebagai pembeda yang kuat untuk menjadi kandidat yang terpilih. Pokoknya jangan Cuma andalkan ijasah , karena hanya mendampah panjang antrian penggangguran !

Emotional Intelligent ,Melatih Anak Sabar dalam Kesenangan. Study kasus putra putri keluarga kaya.


“saya heran mengapa mereka datang kesekolah dengan diantar mobil mewah,lagi pula gurunya suka beda-bedakan kita siswanya…”

“mereka pejabat sih bisa dapat fasilitas ,gurunya juga sepertinya agak sungkan kalau mau ambil tindakan untuk murid yang satu ini..!”.

“Kalau bapaknya yang mengambil alih persoalan bisa gawat nih..!”.

Padahal pada keluarga keluarga kaya /konglomerat dan pejabat betulan, mereka justru melatih anaknya untuk hidup sebagaimana layaknya orang biasa. Inilah beberapa nilai kehidupan yang dikembangkan pada pendidikan putra –putrinya. Ini adalah bentuk pelatihan Emotional Intelligent ..!

Ajari bertanggung jawab ;

Andy Hoza , putra ketiga mantan presdir IBM Indonesia Y.W Junardy , meski keluarga kaya tidak semua keinginannya dituruti , berangkat sekolah naik angkot. Ortunya memberi kebebasan bergaul, ayahnya hanya memberi wawasan cakrawala kehidupan.

Arya Pradana setia dharama, preskom Pt astra Internasional.Tbk, pernah dikurung ortunya dalam gudang berdua saat bekelahi dengan adiknya , meski demikaian dia tidak dendam. Menganggap caranya ayah mendidik sebagai bentuk kedisiplinan. Sekalipun berkelimpahan kemewahan tidak lantas dimanja.

Para orang tua kaya memeiliki kegelisahan ,bahawa anak yang dimanja kemewahan mudah gagal dan membuat anak malas serta sombong. Menurut mereka pendidikan dan pola asauh sanagat berperan dalam mengantar keberhasilan anak anak.

Demokratis ,terbuka, disiplin hangat dan tidak berlebihan serta berpendidikan tinggi adalah atmosfir yang dikembangkan ortu kaya ini.

Pada usia 5&6 th proses berpikir lebih berkembeng dan bahasa makin berkembang.Mereka mulai menimbang nimbang konsekuensi positip &negatip, ank anak jadi lebih bersemangat ,karena meraka tahu apa yang harus dikerjakan. Charles Fay, Phd,”Love and logic Magic for early childhood : practical parenting from birth to 6 years.

Keterbukaan

Peran ortu sangat besar dalam mengarahkan anak. Mereka diberi kebebasan memilih sekolah dan jurusan. Seperti;

Junardy, Presdir PT telekomindo Pribabhakti dan Komisaris rajawali Corp. “saya memberi masukan maskan untuk memperluas wawasan sehingga banyak pilihan, saya tidak pernah meributkan mereka harus jadi nomor satu. Yang sekolah anak kok bukan saya. Kalao anak malas belajar meleng, abaru asaya ingatkan .
Hary Tanoe Soedibya, Presdir &Ceo pT bimantra Citra Tbk. kepada putrinya Angela sanagat konsen dengan pendidikan ,sejak kecil putrinya diberi masuka tentang ilmu ekonomi.menurutnya ,sebagai orangtua harus mendidik anak anaknya mengenal nilai nilai ,norma ,kebenaran etiket dan keimanaan serta mewa nti wanti tentang narkoba dan lawan jenis.
‘’pada akhirnya mereka akan mandiri. Orangtua sebatas mengantar sampai mereka mandiri dan akhirnya bergantung pada pendidikan secara luas yangsudah kami tanamkan”. Ungkapnya.

HarI tanoe ,juga mengajarkan keterbukaan dalam komunikasi dan pergaulan .anak mesti mau belajar dari siapa saja . termasuk kesalahan orang lain. Ia anjurkan anaknya juga bergaul dengan orang yang lebih matang dari usianya.

Hasil sebuah penelitian menunjukan bahwa , anak-anak yang yang berpikir untuk mengambil keputusannya sendiri, dapat memabantu mereka keputusan yang baik,tidak mudah frustasi tidak agresif, lebih bisa berteman dan lebih sukses disekolah.Nyrna B shure PHd, Raising a Thinking child.

Kesederhanaan


“orang tua saya mengajarkan saya berhemat,contohnya kami ahanya makan direstoran jika ada ulang tahun. Ini contoh kesederhanaan dalam uang .

Sedangkan contoh kesederhanaan dalam janji :
ayah saya ajarkan keep our words, saya diajarkan untuk melaksnakan kejujuran terutama denagan orang lain.
Yang terpenting bagaimana menjaga martabat diri, banyak cara untuk mencari uang tapi jika diraih dengan cara tidak halal tidak akan bertahan lama. Kalau bisnis pingin sukses harus bisa menjaga nama baik dan bisa memberikan kepercayaan. Robby Presdir PT wahana makmur sejati ,lulusanS 1 dari jurusan marketing Universitas southren california dan S2, jurusan Bisnis internasional universitas Northrop, AS .


Kesadaran diri ORTU

Para ortu kaya menyadari kesalahannya;

Mengapa saya dulu marahin anak saya sangat keras, saat itu usianya lima tahun sebenarnya mereka tidak tahu apa apa “.

Guilty felling juga dialami mereka ketika naknya lebih dekat dengan cucunya sebagai balasan waktunya yang hilang denagan ortunya.Sepertinya anak-anaknya tidak ingin kehilangan waktu kebersamaan seperti halnya saat mereka kecil. Suatu saat saya diminta keluar dari bank besar oleh anakanak , saya tersentuh meeka ingin lebih dekat denagan saya “.

Menyelami arti hidup.

Antonious W sumarlin putra ke tiga sumarlin , saat Sd diminta ayahnya untuk tidak menonjolkan diri sebagai anak menteri, dan disekolahnya memang memperlakukan sama kepada semua siswanya.Sering diajak mengunjungi berbagai kegiatan yang tak diminatinya.
Hal yang terkesan baginya adalah Anton diajak melihat langsung hama wereng diareal persawahan peljaran hidup yang diambil langkah antisipasi sanagat diperlukan dalam hidup . Hal ini berguna saat dia menempuh pendidikan di Amerika.

Pengalaman berkesan kedua yang tak terlupakan adalah setelah lulus kuliah bekerja diperusahaan akunting,Dipecat lantaran dianggap tak bisa menagani denagn baik pekerjaan yang dikuasainya.saat kecewa dan bingung ia lapor ayahnya, ayahnya tidak terkejur dan justru setengah bersyukur. Menurut ayahnya itu adalah proses kehidupan.

Begitu juga saat kendati menggenggam ijasah S2 ia diterima posisi sebagi satpam di perusahaan Trail mobil ,traier di AS. Ayahnya merestui , setelah tiga minggu ditarik ke dep receiving kemudian naik ke bill of material sampai menjadi Ketua tim restrukturisasi yang bertanggung jawab kepada CEO,dan menjadi satpam dengan ijasah S2 menjadi pertimbangan tersendiri.

Banyak orang tua secara tak sadar mengahambat ketegasan anaknya. Kadang orang tua menyetujui namun disaat yang lain melarang, Severe,Ph D ,How to behave so your will,too.!

Sekarang anda tinggal bercermin bagaimana anda mendidik anak anak anda ?

Pendidikan Formal,Berkualitas ..?


"Katanya sekolah RSBI ,masuk hari pertama tahun ajaran baru saja ,jadwalnya kacau gurunya semua lepas tanggung jawab..?".

"Saya bingung guru kelas VI anak saya ini "guru -buangan" dari sekolah negeri daerah barat .hampir semua anak dikelas itu prestasi belajarnya turun,padahal mau Ujian Nasional...?".


"Lucunya guru meminta anak saya yang pintar dikelas ini membantu teman teman nya saat Ujian nasional,bukannya bisa membantu eh malah hasilnya jeblok .Karena takut ketahuan pengawas...!".


Segudang keluhan cacian atas buruknya pelayanan pendidikan membuat mutu pendidikan di Indonesia dibenci sekaligus dicari.Namun begitu masyarakat di Indonesia masih mempercayai ,lantas bagaimana seharusnya.



Kualitas output pendidikan formal di Indonesia sedang dipertanyakan. Terutama menyangkut makna bersekolah bagi siswa terhadap kemandirian menghadapi tantangan kehidupan nya sendiri.Indikator sederhana makin tinggi biaya kuliah,alokasi dana APBN untuk pendidikan dan semakin canggihnya kurikulum. Tidak berdampak pada penyerapan tenaga kerja, daya saing dan kualitas SDM. Sedangkan pihak sekolah hanya berpusat pada administrasi kelembagaan, target kurikulum dan kesejahteraan pribadi. Sampai lupa bagaimana mem branding sekolah maupun citra pendidikan itu sendiri . Padahal “perception more than reality, perception is reality’.

Sekolah masih dipercaya sebagian masyarakat untuk menitipkan anaknya menerima pendidikan yang layak. Meskipun ke”layakan “itu sendiri tidak banyak masyarakat yang benar benar faham . Karena besarnya kepercayaan dan harapan masyarakat, maka persepsi layanan pendidikan berkualitas harus menjadi prioritas utama. Bukan terletak pada inventaris property dengan segala fasilitasnya. Melainkan pada kemudahan akses terhadap informasi proses aktivitas kegiatan Belajar dan Mengajar, termasuk akses terhadap guru dan kepala sekolah. Dibutuhkan saluran komunikasi mulai verbal sampai ICT termasuk penerbitan majalah , buletin, jurnal secara berkala.

Tujuan pendidikan untuk mencetak siswa menjadi manusia seutuhnya; intelektual, emosi dan spiritual.Maka visi &misi sekolah harus menjadi aktivitas pembiasaan perilaku dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah. Mengingat visi & misi sekolah biasanya sering digunakan sebagai promosi .Karena itu agar masyarakat tidak menjadi” korban iklan “maka proses pembelajaran harus tetap diawasi.Integritas sekolah dipertaruhkan pada konsistensi menjalankan proses sebagaiamana yang dijanjikan,persepsi kedua dipertaruhkan pada proses.

Kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat menumbuhkan budaya “Sense of Service” dalam perilakunya , staff dan guru di tempat kerjanya. Bukan terjebak pada akreditasi & administrasi kelembagaan, apalagi hanya sibuk mengurus bantuan dana pendidikan . Sehingga kepentingan walimurid dan siswa terkesan tidak menjadi prioritas utama. Hasrat melayani dapat tercermin dari; kemampuan bekerja secara ikhlas,lemah lembut dan suka membantu,empati, rendah hati &dapat memberi solusi.
Dalam menjalankan proses kegiatan persekolahan tidak selalu dapat berjalan mulus selalu ada ketidak sesuaian antara dua kepentingan antara sekolah dengan orang-tua dan siswa. Karena itu sekolah harus memiliki ketrampilan handling complain yang dapat memberikan kejelasan.Sehingga kebijakaan sekolah berbasis kebajikan . Kebajikan didasarkan kepada kebijakan.Terwujud dalam perilaku; menghormati dan menghargai perbedaan pendapat,sosialisasi program , respon positip terhadap pendapat, asas keterbukaan dsb

Persepsi berkualitas yang terakhir adalah keberanian sekolah mengevaluasi diri secara periodik.Semacam ukuran akan kepuasan akan pelayananan dari siswa dan orangtua.Misalnya menggunakan skala Likert 1-5; 1= Sangat tidak puas ,2=Tidak puas, 3= Biasa saja, 4=puas dan 5= Sangat puas. Termasuk ajang kompetisi pemilihan guru favorit oleh siswa dan Mr/Mrs paling menjengkelkan.Berikut saran dan penjelasan responden. Denagan demikian sekolah adapat melalui peningkatan kualitas mutu.