Daftar Blog Saya

Selasa, 01 Desember 2015

K 13 : PEMBELAJARAN ITU BUKAN MEMPERBANYAK TUGAS (PR) DI RUMAH



Saya tidak mengerti kurikulum saat ini, seabrek tugas diberikan kepada anak saya dan teman-temannya, katanya sih agar anak dapat menemukan sendiri data dan info penting dari ilmu yang dipelajari ,hasilnya anak saya jadi stress sayapun jadi ikutan ikutan sibuk membantunya kasihan kalau dibiatkan dikerjakan sendirian,lantas PR itu semestinya bagaimana kank.. “ disampaikan peserta Seminar Parenting Pendidikan C 21’st dengan nada campuran antara marah dan kesal.


 Dalam sebuah survey terhadap orang tua di Amerika, 72 % mengatakan frutrasi akibat PR anak dan membuat stress keluarga. Meskipun demikian dari banyak pembelajaran dibeberapa negara Pekerjaan Rumah (PR)  diberikan kepada anak untuk meng Enrichment peserta didik agar lebih menguasai materi, sebagai sarana”evaluasi” tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang sudah diberikan, melatih anak belajar secara mandiri dan difungsi kan sebagai penambah kegiatan waktu luang anak dirumah terutama saat libur ,seringkali kita dengar para siswa “sama saja liburan tetap ngerjakan tugas seabrek, jadi sama dengan tidak libur ..!”.  

 Sebagaimana ditulis Petterson , G.R  dalam Journal of Clinical Child Psychologi  “When children have confidence in their  own ability to reason, the become more questioning and more resistant to passive aceptance of explanations and orders. They also become more tolerant of diverse views “.  

Berpijak pada tulisan Petterson tersebut maka pembelajaran pada hakekatnya adalah menumbuhkan potensi perkebangan berbabagai aspek yang dimiliki anak seperti aspek kognitif , afektif, psikomotor , sosial dan spiritual anak secara menyenangkan , agar neurosystem anak dapat bekerja secara optimal. Maka jika PR menjadi beban anak dan seluruh keluarga serta membuat anak manjedi semakin tidak bahagia justru saat kembali kerumah maka PR ini perlu ditinjau ulang oleh guru bersangkutan.

Lantas bagaimana agar pemberian PR tidak tersesat jalan..?, Berikut kiatnya:
1.    Sudah kamu boleh kerjakan dirumah karena waktu kita sudah habis, sekarang jam istirahat , bukankah sebentar kalian akan belajar materi berikutnya.!’. Pemberian PR untuk memperkaya dan memperkuat kompetensi anak dalam menguasai pembelajaran akan lebih baik diberitahukan kepada orang tua terutama untuk anak kelas satu SD sehingga dapat membantu anak untuk menguasai secara optimal dan orang tua dapat mempersiapkan diri. PR diberikan agar anak dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan dalam satu kelas.
2.    Hanya pada Romawi satu yang harus kamu kerjakan yang lainnya besok kita bahas..!”.  PR  yang efektif adalah PR yang dikondisikan sesuai dengan kemampuan dan waktu belajar yang akan dikerjakan anak dirumah , agar anak juga bisa menikmati khidupan dirumahnya disamping anak dapat memahami materi soal yang dijadikan tugas karena tidak terlau banyak sehingga mengerjakannya tidak asal asalan.
3.    “Sebisa mungkin kalian sampai dirumah harus lebih banyak istirahat, karena hari ini kegiatan kalian memang sangat banyak dan melelahkan , jadi tidak ada PR untuk kalian..!”.  Suasana hati yang menyenangkan, kesegaran fisik adalah syarat terpenting bagi terjadi proses pembelajaran kepada peserta didik, oleh karena itu para pendidik sepatutnya mempertimbangan kondisi fisik dan psikis anak terutama jika telah menjalani berbagai macam aktivitas disekolah.
4.    “Romawi satu dan tiga itu nyaris sama jadi kamu hanya kerjakan materi satu dan empat saja  untuk PR , mudah mudahan kamu senang mengerjakannya , selamat bertugas ya..”. Sifat dan jenis materi yang monoton membuat siswa menjadi bosan mengerjakannya oleh karena itu seorang pendidik wajib tahu tetang bobot dan jenis materi yang akan diberikan kepada siswa sebagai PR, dengan demikian siswa dapat mengerjakan secara efektif.  
Selanjutnya memang diperlukan komunikasi dan kerjasama antara orang tua dan guru (sekolah ) tentang metode pembelajaran yang tepat untuk kepentingan terbaik siswa.Bagaimana ..?
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar