Kompetensi Kognitif Yang Tidak
Logis (1)
1. Dalam
hidup ini setiap persoalan memiliki alternatif jalan keluar yang berbeda –beda tapi
dalam pembelajaran di Indonesia hanya ada satu jawaban yang benar dari satu
pertanyaan. Sehingga terbangun karakter berpikir siswa ‘pokoknya ada satu jawaban
yang benar yaitu jawabanku..”. pantas sampai saat ini masyarakat Indonesia sulit menerima dan menghargai
perbedaan ....!
2. Siswa
hanya terpaksa ingat mata pelajaran saat
mengerjakan ulangan atau ujian saja setelah
itu tidak penting mengingat mata
pelajaran yang telah dipelajarinya. Dikarenakan memang tidak relevan dengan
permasalahan yang dihadapi siswa,sementara itu guru terpaksa juga harus menjejali
siswa dengan berbagai hafalan supaya diingat agar ulangan atau ujiannya
berhasil .
3. Evaluasi
dimaksud untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menjawab soal sesuai kunci jawaban. Padahal
dalam hidup kemampuan berfikir logis adalah mengasah kemampuan analisa dan
sintesa yang dikuasai siswa untuk mengatasi problematik yang dihadapi sesuai
usia perkembangannya. Itulah sebabnya maka siswa lebih mempercayai bocoran
kunci jawaban atau mencontek dari pada percaya kepada diri sendiri.
4. Jika tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa,berakhlak mulia ,sehat
berilmu ,cakap kreatif ,mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai UU No 20
/2003 Sisdiknas . Tapi yang digunakan untuk mengukur kelulusan lebih dititik beratkan pada nilai akademis
ujian nasional. Lantas bagaimana mengukur capaian dari tujuan pendidikan
tersebut....! . Pantas banyak sekolah di
Indonesia hanya berpikir yang penting lulus dan bukan bagaimana siswa
tersebut berkarakter dan berakhlak.
5. Yang
empat saja belum ada solusinya bagaimana catatan ini mau dilanjutkan...... !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar